Perlunya Kode Etik Kode etik yang mengikat semua anggota
profesi perlu ditetapkan bersama. Tanpa kode etik, maka setia individu dalam
satu komunitas akan memiliki tingkah laku yang berdeda beda yang nilai baik
menurut anggapanya dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya.
Tidak dapat
dibayangkan betapa kacaunya apabila setiap orang dibiarkan dengan bebas
menentukan mana yang baik mana yang buruk menurut kepentinganya masing masing,
atau menipu dan berbohong dianggap perbuatan baik, atau setiap orang diberikan
kebebasan untuk berkendaraan di sebelah kiri dan kanan sesuai keinginanya.
Oleh
karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh masyarakat, organisasi,
bahkan negara agar semua berjalan dengan tertib, lancar dan teratur.
Berikut
prinsip-prnsip kode etik dalam penggunaan teknologi informasi.
1.
Prinsip integrity, confidentiality dan availability dalam teknologi informasi
Integritas adalah sebuah konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, langkah-langkah,
prinsip, harapan, dan hasil. Dalam etika, integritas dianggap sebagai kejujuran
dan kebenaran atau akurasi dari tindakan seseorang. Integritas dapat dianggap
sebagai kebalikan dari kemunafikan, dalam integritas yang menganggap
konsistensi internal sebagai suatu kebajikan, dan menunjukkan bahwa pihak-pihak
yang memegang nilai-nilai tampaknya bertentangan harus account untuk perbedaan
atau mengubah keyakinan mereka.
Pengujian
Integritas
Integrity
juga dapat disebut memiliki kehormatan, bersikap jujur dan dapat
dipercaya melakukan hal yang benar. Pengujian subyektif mengukur integritas
dalam hubungan dengan konstruksi manusia. Sementara beberapa konstruksi,
seperti matematika, dianggap sangat handal, semua konstruksi manusia tunduk
pada asumsi manusia sebab dan akibat. Untuk menambahkan pengujian penyebab alam
semesta yang lebih besar, kami mempekerjakan metode ilmiah.
Pengujian
Integritas Melalui Metode Ilmiah
Metode ilmiah mengasumsikan bahwa sistem dengan integritas yang sempurna
menghasilkan ekstrapolasi tunggal dalam domainnya yang satu dapat menguji
terhadap hasil yang diamati. Dimana hasil tes sesuai dengan harapan hipotesis
ilmiah, integritas ada antara sebab dan akibat dari hipotesis dengan cara
metode dan langkah-langkah. Dimana hasil tes tidak cocok, hubungan kausal yang
tepat digambarkan dalam hipotesis tidak ada.
Mempertahankan sudut pandang netral membutuhkan pengujian ilmiah untuk
direproduksi oleh pihak independen. Pengujian ilmiah tidak dapat menghasilkan
"kebenaran mutlak" karena tes ilmiah mengasumsikan prinsip, nilai,
metode dan tindakan di luar lingkup tes.
Integritas
Dalam Etika
Dalam diskusi tentang perilaku dan moralitas, satu pandangan dari properti
integritas melihatnya sebagai keutamaan mendasarkan tindakan pada kerangka
internal konsisten prinsip. Skenario ini dapat menekankan kedalaman prinsip dan
kepatuhan setiap tingkat postulat atau aksioma kepada mereka secara logis
bergantung pada satu dapat menggambarkan seseorang memiliki integritas etis
untuk sejauh bahwa segala sesuatu yang orang yang melakukan atau percaya:.
Tindakan, metode, langkah-langkah dan prinsip - semua ini berasal dari kelompok
inti tunggal nilai-nilai.
Subjektif
Interpretasi
Dalam
penggunaan masyarakat umum, orang kadang-kadang menggunakan kata
"integritas" dalam referensi pada moralitas yang tunggal
"mutlak" daripada mengacu pada asumsi dari sistem nilai yang
bersangkutan.
Dalam
konteks mutlak, kata "integritas" menyampaikan ada artinya antara
orang dengan definisi yang berbeda dari moralitas mutlak, dan menjadi tidak
lebih dari pernyataan samar kebenaran politik yang dirasakan atau popularitas,
mirip dengan menggunakan istilah-istilah seperti "baik" atau
"etis" dalam konteks moralistik.
Integritas
Dalam Etika Modern
Dalam sebuah studi formal dari
"integritas" istilah dan maknanya dalam etika modern, profesor hukum
Stephen L. Carter melihat integritas tidak hanya sebagai penolakan untuk
terlibat dalam perilaku yang evades tanggung jawab. Tetapi juga sebagai
pemahaman tentang modus yang berbeda atau gaya di mana wacana upaya untuk
mengungkap kebenaran tertentu.
Carter
menulis integritas yang membutuhkan tiga langkah: ". Membedakan apa yang
benar dan apa yang salah, bertindak atas apa yang Anda miliki terlihat, bahkan
dengan biaya pribadi, dan mengatakan secara terbuka bahwa Anda bertindak atas
pemahaman Anda tentang benar dan yang salah" Dia menganggap integritas
sebagai berbeda dari kejujuran.
Hukum
Integritas adalah landasan penting dari setiap
sistem yang didasarkan pada supremasi hukum dan objektivitas. Sistem seperti
ini berbeda dari yang mana mengatur otokrasi pribadi. Sistem terakhir ini
sering kurang dalam integritas karena mereka meninggikan keinginan subjektif
dan kebutuhan kelas individu atau sempit tunggal individu di atas tidak hanya
mayoritas, tetapi juga hukum supremasi sistem tersebut juga sering mengandalkan
kontrol ketat atas. partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan kebebasan informasi.
Sejauh ini
melibatkan perilaku ketidakjujuran, kejahatan, korupsi atau penipuan, mereka
tidak memiliki integritas. Sistem facially "terbuka" atau
"demokrasi" dapat berperilaku dengan cara yang sama dan dengan
demikian kekurangan integritas dalam proses hukum mereka.
Psikologis
/ Kerja Seleksi Tes
Prosedur yang dikenal sebagai "tes
integritas" atau sebagai "tes kejujuran" bertujuan untuk
mengidentifikasi calon karyawan yang mungkin menyembunyikan aspek-aspek negatif
atau menghina dirasakan masa lalu mereka, seperti pengobatan, tuduhan kriminal
kejiwaan atau penyalahgunaan narkoba. Mengidentifikasi calon tidak cocok bisa
menyelamatkan majikan dari masalah yang mungkin timbul selama masa kerja
mereka. Tes Integritas membuat asumsi tertentu, khususnya:
-
bahwa
orang-orang yang memiliki "integritas rendah" laporan perilaku yang
lebih jujur
-
bahwa
orang-orang yang memiliki "integritas rendah" mencoba untuk menemukan
alasan untuk membenarkan perilaku
-
bahwa
orang-orang yang memiliki "integritas rendah" pikir orang lain lebih
cenderung untuk melakukan kejahatan -
seperti pencurian
-
bahwa orang-orang yang memiliki
"integritas rendah" menunjukkan perilaku impulsif
Confidentiality
Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atau
informasi. Sistem yang digunakan untuk mengimplementasikan e-procurement harus
dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan. Bocornya
informasi dapat berakibat batalnya proses pengadaan.
Kerahasiaan ini dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, seperti
misalnya menggunakan teknologi kriptografi dengan melakukan proses enkripsi
(penyandian, pengkodean) pada transmisi data, pengolahan data (aplikasi dan
database), dan penyimpanan data (storage). Teknologi kriptografi dapat
mempersulit pembacaan data tersebut bagi pihak yang tidak berhak.
Seringkali
perancang dan implementor dari sistem informasi atau sistem transaksi
elektronik lalai dalam menerapkan pengamanan. Umumnya pengamanan ini baru
diperhatikan pada tahap akhir saja sehingga pengamanan lebih sulit
diintegrasikan dengan sistem yang ada. Penambahan pada tahap akhir ini
menyebabkan sistem menjadi tambal sulam. Akibat lain dari hal ini adalah adanya
biaya yang lebih mahal daripada jika pengamanan sudah dipikirkan dan
diimplementasikan sejak awal.
Akses
terhadap informasi juga harus dilakukan dengan melalui mekanisme otorisasi
(authorization) yang ketat. Tingkat keamanan dari mekanisme otorisasi
bergantung kepada tingkat kerahasiaan data yang diinginkan.
Avaliability
Availability merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika
dibutuhkan. Dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika proses penawaran sedang
dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat diakses sehingga penawaran tidak
dapat diterima. Ada kemungkinan pihak-pihak yang dirugikan karena tidak dapat
mengirimkan penawaran, misalnya.
Hilangnya layanan dapat disebabkan oleh berbagai hal,
mulai dari benca alam (kebakaran, banjir, gempa bumi), ke kesalahan sistem
(server rusak, disk rusak, jaringan putus), sampai ke upaya pengrusakan yang
dilakukan secara sadar (attack). Pengamanan terhadap ancaman ini dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem backup dan menyediakan disaster recovery
center (DRC) yang dilengkapi dengan panduan untuk melakukan pemulihan (disaster
recovery plan).
2. Privacy, Term &
Condition Penggunaan TI
a. Privacy
Pada dasarnya, privacy ini sama dengan
confidentiality. Namun, jika confidentiality biasanya berhubungan dengan
data-data perusahaan atau organisasi, sedangkan privacy lebih ke arah
data-data yang bersifat pribadi.
Contoh hal yang berhubungan dengan
privacy adalah e-mail seorang pemakai tidak boleh dibaca oleh administrator.
Hal ini untuk menjamin privacy dariisi e-mail tersebut, sehingga tidak
bisa disalah gunakan oleh pihak lain.
b. Term & condition penggunaan TI
Term & condition penggunaan TI adalah
aturan-aturan dan kondisi yang harusditaati pada penggunaan teknologi
informasi. Hal tersebut mencakup integrity,privacy dan availability dari
informasi yang terdapat dan dibutuhkan didalamnya.
3. Kode Etik Penggunaan
Fasilitas Internet di Kantor
Kode etik penggunaan fasilitas internet
di kantor hampir sama dengan kode etik pengguna internet pada umumnya,
hanya saja lebih dititik beratkan pada hal-hal atauaktivitas yang berkaitan
dengan masalah perkantoran di suatu organisasi atau instansi. Contohnya
:
- Menghindari penggunaaan fasilitas internet diluar keperluan kantor atau untuk kepentingan sendiri.
- Tidak menggunakan internet untuk mempublikasi atau bertukar informasi internalkantor kepada pihak luar secara ilegal.
- Tidak melakukan kegiatan pirating, hacking atau cracking terhadap fasilitas internet kantor.
- Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kantor dalam penggunaan fasilitas internet.
Pelanggaran
Kode Etik Profesi IT
Aspek
Teknologi
Semua
teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan
jahat.
Aspek Hukum
Hukum
untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan
maya antara lain masih menjadi perdebatan.
Aspek
Pendidikan
Dalam
kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat
baik dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang hacker
untuk membagi hasil penelitiannya dengan cara menulis kode yang open source.
Aspek
Ekonomi
Untuk
merespon perkembangan di Amerika Serikat sebagai pioneer dalam pemanfatan
internet telah mengubah paradigm ekonominya yaitu paradigm ekonomi berbasis
jasa.
Aspek
Sosial Budaya
Akibat
yang sangat nyata adanya cyber crime terhadap kehidupan social budaya di
Indonesia adalah ditolaknya setiap transaksi di internet dengan menggunakan
kartu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan Indonesia.
Contoh
Praktek Kode Etik Pada Penggunaan TI Misalnya pada pembuatan suatu program
aplikasi, yang mana di dalam nya terdapat suatu hubungan kerjasama antara
seorang professional dengan klien.
Seorang
profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus
ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh
kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program
aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya
(misalnya: hacker, cracker, dll).
Ada 3 hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik
profesi:
1. Kode etik profesi
memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol
sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan(kalanggansosial).
3. Kode etik profesi
mencegah campur tangan pihak diluarorganisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan frofesi
Sumber :