Kamis, 28 Maret 2013

Disini saya akan melanjutkan penjelasan dari teman saya, Neng Julia (http://juliaandrianiputri.blogspot.com/2013/03/os.html)

Penjadualan Prioritas
q Algoritma:
·         Setiap proses akan mempunyai prioritas (bilangan integer).
·         CPU diberikan ke proses dengan prioritas tertinggi (smallest integer ยบ highest priority).
·         Preemptive: proses dapat di interupsi jika terdapat prioritas lebih tinggi yang memerlukan CPU.
·         Nonpreemptive: proses dengan prioritas tinggi akan mengganti pada saat pemakain time-slice habis.
·         SJF adalah contoh priority scheduling dimana prioritas ditentukan oleh waktu pemakaian CPU berikutnya.

q Problem = Starvation
·           Proses dengan prioritas terendah mungkin tidak akan pernah dieksekusi
·           Solution = Aging
·           Prioritas akan naik jika proses makin lama menunggu waktu jatah CPU.














Round Robin

Algoritma ini didesain untuk sistem time-sharing. Proses akan mendapat jatah sebesar time quantum dengan nilai quantum umumnya sebesar 10-100ms. Jika quantum-nya habis atau proses sudah selesai, maka CPU akan dialokasi ke proses berikutnya. Tentu proses ini cukup adil karena tidak ada proses yang diprioritaskan, semua proses mendapat jatah waktu yang sama dari CPU (1/n), dan tidak akan menunggu lebih lama dari (n-1)/q.

Jika diibaratkan dalam penerbangan, penerbangan round-robin adalah penerbangan lintas negara yang dimulai dari satu bandara, perjalanan ke beberapa titik lain untuk fly-over atau menyentuh-dan-pergi, dan kembali ke bandara asal. Dalam komputasi, "round-robin" menggambarkan sebuah metode memilih sumber daya untuk tugas dari daftar yang tersedia, biasanya untuk keperluan load balancing. Tersebut dapat distribusi permintaan masuk ke nomor prosesor, benang pekerja atau server. Sebagai algoritma dasar, scheduler memilih sumber daya yang ditunjuk oleh sebuah counter dari daftar, setelah melawan bertambah dan jika akhirnya tercapai, kembali ke awal daftar.

Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time quantum. Jika time quantum yang ditentukan terlalu kecil, make sebagian besar proses tidak akan selesai dalam 1 time quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU memerlukan waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain (disebut dengan context switches time). Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan berjalan seperti algoritma First in First out. Time quantum yang ideal adalah jika 80% dari total proses memiliki CPU burst time yang lebih kecil dari time quantum.

Penjadwalan ini tanpa prioritas, dengan preempsi. Secara bergiliran berdasarkan antrian (tanpa prioritas) prosesor melayani sejenak setiap proses tergantung besarnya quantum waktu. Secara berturut-turut proses yang dilayani prosesor dan belum rampung akan kembali ke akhir antrian yang ada, sehingga pergiliran ini berputar seperti gelang. Dan hanya proses yang telah rampung terlayani yang meninggalkan prosesor dan antrian tersebut. Jadi setiap proses dilayani selama quantum waktu tertentu secara bergiliran.
Quantum waktu : waktu sejenak yang digunakan oleh prosesor untuk melayani setiap proses. Perubahan quantum waktu membedakan hasil layanan terhadap antrian yang sama.

Contoh
RR (Q= 20)
Process   Burst Time
    P1                    53
   P2                     17
   P3                     68
  P4                       24

·           Gantt Chart



·           Tipikal: lebih lama waktu rata-rata turnaround dibandingkan SJF, tapi mempunyai response terhadap user lebih cepat.




BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Berdasarkan segi waktu penyelesaian, proses penjadwalan preemptive dinilai lebih efektif. Yang termasuk penjadwalan secara preemptive  yaitu Round Robin dan Shortest Remaining Time. Karena dalam penjadwalan, metode ini proses-proses dengan waktu proses yang lebih pendek akan selesai lebih dulu. Karena walaupun terdapat proses dengan waktu proses yang lama berada pada antrian pertama, sedangkan ada proses di antrian kedua dengan waktu proses lebih pendek, maka proses pada antrian pertama dapat disela untuk mengerjakan proses diantrian kedua terlebih dahulu hingga selesai, dengan asumsi penjadwalan preemptive tersebut tidak berprioritas.


















DAFTAR PUSTAKA


Binanto, Iwan. 2005. Sistem Operasi. Andi. Yogyakarta.
http://bebas.ui.ac.id/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/index.html
http://blog.unsri.ac.id/rantieftika/welcome/-process-control-block-pcb-dan-algoritma-penjadwalan/mrdetail/26974/

Penjelasan1: http://opiicko.blogspot.com/search?updated-min=2013-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2014-01-01T00:00:00-08:00&max-results=1

Penjelasan2: http://intantarita.blogspot.com/

Penjelasan3: http://juliaandrianiputri.blogspot.com/2013/03/os.html


Sekian penjelasan dari kelompok kami, bila ada salah kata mohon di maafkan :)
Terimakasih..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar